Menghindari Overtourism: Alternatif Asyik ke Tempat Wisata Jepang yang Ramai

Temukan alternatif wisata Jepang yang tidak terlalu ramai namun tetap menarik—solusi liburan cerdas di tengah isu overtourism.
August 13, 2025
5
read time

Overtourism jadi salah satu isu besar pariwisata Jepang di 2025. Data terbaru menunjukkan jumlah kunjungan wisatawan internasional meningkat tajam, dengan proyeksi lebih dari 40 juta pengunjung di akhir tahun. Dampaknya? Spot-spot terkenal seperti Kyoto, Shibuya, dan Fuji sering kali penuh sesak, membuat pengalaman liburan kurang nyaman. Tapi jangan khawatir—Jepang punya banyak destinasi alternatif yang sama indahnya, bahkan sering kali lebih autentik. Artikel ini akan membahas mengapa overtourism jadi masalah, dan 7 pilihan destinasi alternatif yang bisa bikin liburanmu lebih santai, unik, dan tetap berkesan.

Kenapa Overtourism Jadi Masalah di Jepang?

Overtourism bukan hanya soal banyaknya turis, tapi juga:

  • Kenyamanan berkurang: antrean panjang, transportasi padat, dan harga naik.
  • Dampak lingkungan: sampah berlebih dan kerusakan ekosistem.
  • Gangguan budaya lokal: masyarakat setempat merasa kewalahan menghadapi lonjakan turis.

Kota-kota seperti Kyoto dan Tokyo Shibuya mengalami lonjakan wisatawan terutama di musim liburan sekolah internasional dan event besar. Untuk menghindari keramaian, traveler cerdas mencari alternatif destinasi yang belum terlalu ramai.

7 Destinasi Alternatif yang Asyik & Anti Penuh Sesak

Kanazawa (Alternatif Kyoto)

Kalau Kyoto terkenal dengan kuil dan taman tradisionalnya, Kanazawa menawarkan pengalaman serupa dengan suasana lebih tenang. Highlight: Taman Kenrokuen, distrik geisha Higashi Chaya, museum seni kontemporer 21st Century. Kapan datang: Musim semi dan gugur untuk pemandangan terbaik.

Kamakura (Alternatif Shibuya untuk wisata dekat Tokyo)

Daripada padat-padat di Shibuya, cobalah Kamakura—kota pesisir dengan suasana santai. Highlight: Patung Buddha Besar (Daibutsu), pantai Yuigahama, kuil Hase-dera. Kapan datang: Musim panas untuk pantai, musim gugur untuk foliage.

Tohoku Region (Alternatif Fuji)

Banyak orang ingin melihat Gunung Fuji, tapi pemandangan pegunungan di Tohoku sama menawannya, bahkan lebih alami. Highlight: Danau Towada, Pegunungan Hakkoda, onsennya yang tersembunyi. Kapan datang: Sepanjang tahun, tapi musim gugur punya warna daun yang spektakuler.

Takayama (Alternatif Kyoto Gion)

Kota kecil di Prefektur Gifu ini mempertahankan arsitektur Edo yang autentik. Highlight: Festival Takayama, pasar pagi Miyagawa, Hida Folk Village. Kapan datang: Musim semi dan gugur.

Shimanami Kaido (Alternatif rute wisata bus)

Untuk yang suka olahraga dan pemandangan laut, Shimanami Kaido adalah rute sepeda yang menghubungkan pulau-pulau di Laut Pedalaman Seto. Highlight: Jembatan panjang dengan pemandangan laut biru, kuliner seafood segar. Kapan datang: Musim semi atau awal musim gugur.

Kinosaki Onsen (Alternatif Hakone)

Kalau ingin pengalaman mandi air panas tanpa padatnya Hakone, Kinosaki Onsen adalah pilihan tepat. Highlight: 7 pemandian umum tradisional, yukata stroll di malam hari. Kapan datang: Musim dingin untuk pengalaman paling hangat.

Biei & Furano (Alternatif destinasi bunga di selatan)

Alih-alih memadati taman bunga dekat Tokyo, coba ke Hokkaido untuk hamparan lavender dan ladang bunga berwarna-warni. Highlight: Farm Tomita, Patchwork Road, Blue Pond. Kapan datang: Musim panas, puncaknya Juli.

Tips Menghindari Overtourism di Jepang

  1. Pilih waktu low season
  2. Datang pagi atau sore hari – Hindari jam sibuk antara 10 pagi hingga 3 sore.
  3. Gunakan transportasi lokal – Kereta lokal atau bus daerah lebih sepi dibanding rute utama turis.
  4. Coba penginapan lokal – Minshuku atau guesthouse kecil biasanya berada di area lebih tenang.
  5. Gabungkan destinasi populer & alternatif – Misalnya sehari di Kyoto, lalu pindah ke Kanazawa.

Jepang memang punya destinasi populer yang ikonik, tapi alternatifnya tak kalah menarik. Menghindari overtourism bukan berarti melewatkan yang indah—justru kamu berkesempatan menemukan sisi Jepang yang lebih autentik, tenang, dan ramah. Dengan sedikit riset dan perencanaan, kamu bisa membuat liburan ke Jepang lebih nyaman sekaligus mendukung pariwisata yang berkelanjutan, konsultasi lewat Whatsapp J-Trip untuk info lengkapnya!

Whatsapp Us
Whatsapp Us